monkey Cute Rocking Baby Monkey

Kamis, 05 Maret 2015

Laporan farmakokinetik



LAPORAN RESMI
 PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK
ANALISIS OBAT DALAM CAIRAN HAYATI
DISUSUN OLEH :
Murni Lestari                           (18123402 A)
Monika Fajar W                      (18123405A)
Pratiwi Argian Yunitasari       (18123406A)
Rokhim Eka Tama                  (18123419 A)
Adityo Teguh wicaksono        (18123631 A)
Dian Fitriana Ulfah                 (18123633 A)

Dosen Pengampu
Siti Aisyah.,M.Sc,.Apt

FAKULTAS FARMASI
PROGDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2014

I.                   TUJUAN
Agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati
II.                DASAR TEORI
Parameter farmakokinetika suatu obat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar utuh dan atau metabolitnya didalam cairan hayati (darah,urin,saliva,atau cairan tubuh lainnya ). Oleh karena itu agar nilai-nilai parameter kinetic obat dapat dipercaya metode penetapan kadar harus memenuhi berbagai kriteria yaitu meliputi perolehan kembali(recovery),presisi dan akurasi. Kepekaan dan selektivitas merupakan kriteria lain yang penting  hal mana lainnya tergantung dari alat ukur yang dipakai.
      Selektivitas metode menempati prioritas karena bentuk obat yang akan ditetapkan dalam cuplikan hayati adalah bentuk tak berubah atau metabolitnya. Artinya metode analisis yang digunakan harus memiliki spesifitas yang tinggi terhadap salah satu bentuk obat  yang akan ditetapkan tersebut. Bahkan lebih memperluas lagi pengertian selektivitas metode ini yakni kemampuan suatu metode penetapan kadar untuk membedakan suatu obat dari metabolitnya. Pemilihan metode yang memiliki selektivitas tinggi ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Mengapa?karena hal ini berkaitan dengan rumus-rumus matematik yang akan diterapkan dalam menghitung parameter farmakokinetika. Rumus matematika yang diturunkan berdasarkan data pengukuran kadar obat tak berubah dalam cuplikan hayati berlainan dengan yang diturunakan dari data kadar metabolitnya.
      Sensitivitas merupakanmetode  berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur oleh metode yang digunakan. Dalam penelitian farmakokinetika pilihan metode analisis juga tergantung pada tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh metode. Ini dapat dimengerti mengingat dalam menghitung parameter farmakokinetik suatu obat diperlukan sederetan data kadar obat dari waktu kewaktu atau dari kadar tertinggi sampai kadar terendah dalam cuplikan hayati yang digunakan.
      Ketelitian (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi,nilaisebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel.Untuk pengujian senyawa obat akurasi diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar. Suatu metode dikatakan tepat jika ia menghasilka hasil yang sama dalam sederet penentuan ulangan (replikasi ). Akurasi minimal dihitung minimal pada 5 kali konsentrasi. Hasil akurasi untuk metode bioanalisis tidak boleh lebih besar dari 15%,kecuali untuk konsentrasi rendah tidak boleh lebih besar dari 20%. Pada nilai akurasi dihitung kesalahan sistemik yang merupakan tolak ukur inakurasi penetapan kadar berupa kesalahan konstan atau proposional. Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika kesalahan sistemik kurang dari 10%.


Text Box: Keasalahan sistemik=100-P% 
ketelitian (akurasi )dapat diketahui dari harga perolehan kembalinya (recovery) yang dinyatakan sebagai % eror (harga sesungguhnya-harga uji ,dibagi harga sesungguhnya ,dikali 100%). Perolehan kembali adalah suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai positif dan negative.
Ketepatan (presisi) merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan bakurelatif dari sejumlah sampel yang berbedasignifikan secara statistic. Sesuai dengan ICH (International Conference on Harmonization), presisi harus dilakukan dengan tingkatan yang berbeda,yaitu:
1.      Keterulangan yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya ,peralatan,tempat maupun waktunya
2.      Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda baik orangnya ,peralatan, tempat maupun waktunya.
3.      Ketertiruan merujuk pada hasil-hasildari labolatorium yang lain

Dokumentasi presisi seharusnya mencakup: simpangan baku, simpangan baku relative atau koefisien variasi dan kisaran kepercayaan.
Pengujian presisi pada saat awal validasi metode seringkali hanya menggunakan 2  parameter  yang pertama yaitu keterulanagn dan presisi antara. Reprodusibilitas biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar labolatorium .presisi seringkali diekspresikan dengan SD atau standart deviasi relative dan serangkaian data.
Data untuk uji menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian kajian-kajian lain berkaitan dengan presisi seperti linearitas atau akurasi.Biasanya replikasi 6-15 dilakuakan pada sampel tunggal untuk tiap konsentrasi. Pada pengujian KCKT nilai RSD antara 1-2% biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa dengan kadar kecil RSD berkisar antara 5-15%. Pada nilai presisi dihitung kesalahan acak yang merupakan tolak impresicion suatu  analisis. Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika kesalahan acak kurang dari 10%.
III.             ALAT DAN BAHAN
Alat :
Ø  Labu takar 100 ml 1buah,10 ml 5 buah
Ø  Pipet volume 0,1 ;0,2 ;0,3 ml
Ø  Tabung reaksi
Ø  Pipet ukur 5 ml
Ø  Spektrofotometer uv-vis
Ø  Alat sentrifuge
Ø  Kalkulator
Ø  Kertas pH
Bahan :
Ø  Asam trikloroasetat(TCA)10%
Ø  NaOH
Ø  Asam salisilat
Ø  Darah kelinci
Ø  Antikoagulan
Ø  aquades
IV.             CARA KERJA
1.      Pembuatan kurva baku asam salisilat
Ø  Membuat larutan stok asam salisilat dengan konsentrasi 500ppm pada volume 100 ml
Ø  Mengencerkan larutan stok dengan aquades dan buat seri konsentrasi 500ppm, 150ppm,200ppm, 250ppm, 250ppm, 250ppm dalam labu takar 100 ml
Ø  Membaca absorbansi masing-masing larutan pada lamda 265 nm
Ø  Membuat regresi linear antara konsetrasi Vs absorbansi
2.      Penetapan kadar asam salisilat
Sampel Na2EDTA


 
                                   
                                    Tambahkan TCA 10%


 


                        Sentrifuge 3000 rpm menit selama 15
 


                                    Ambil plasma darah


 


                        Baca absorbansi pada lamda 265 nm


 


            Hitung recovery,kesalahan acak dan kesalahan

V.                HASIL
Data kurva baku asam salisilat
Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
50
0,188
100
0,338
150
0,484
200
0,637
250
0,786

Persamaaan kurva baku: y = a+ bx
a = 0,0381
b =2,99 x 10-3
r =0,999
no
Kadar sebenarnya
A0
Kadar terukur X (ppm)
2
sd
1
50
a 0,465
142,776
0,557
0,310
8,541


b 0,493
152,140
8,807
77,563



c 0,442
135,084
8,29
68,046




x =143,333



2
100
a 0,493
153,144
18,729
350,775
19,808


b 0,523
169,866
2,007
4,028



c 0,614
192,609
20,736
429,912




x =171,871



3
150
a 0,524
162,508
4,906
24,068
7,927


b 0,523
162,173
4,571
20,894



c 0,481
148,127
9,475
80,725




x= 157,602



4
200
a 0,525
162,876
3,009
9,054
2,883


b 0,535
166,220
0,335
0,42



c 0,524
168,561
2,676
7,160




x =165,885



5
250
a 0,427
130,066
7,469
55,785
10,179


b 0,397
149,130
11,595
134,444



c 0,437
133,411
4,124
17,007




x= 137,535



6
300
a 0,444
135,75
10,146
102,941
8,801


b 0,397
120,03
5,573
31,058



c 0,400
121,03
4,575
20,921




x= 125,604




Perhitungan perolehan kembali (recovery)
No. sampel
perhitungan
hasil
6
 x 100%
41,868%

Perhitungan kesalahan acak
No. sampel
perhitungan
hasil
6
 x 100%
7%

Perhitungan kesalahan sistemik
No. sampel
perhitungan
hasil
6
100-41,868
58,132

VI.             PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati serta mengetahui prosedur obat dalam cairan hayati.
Pada praktikum ini pertama-tama kita membuat kurva baku dari asam salisilat untuk mencari nilai a dan b dalam persamaan kurva baku y =a+ bx. Kurva baku yang baik apabila nilai r nya mendekati niali 1.  Metode spektrofotometri visible digunakan agar hasil analisis sesuai dengan ketentuan yang ada. Parameter yang dilakukan pada metode ini adalah recovery ,presisi dan akurasi. Dimana recovery merupakan suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat bernilai positive dan negative. Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima , baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Sedangkan presisi merupakan ukuran keterulangan metode analsisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relative dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistic.
Kemudian dilakukan penetapan kadar asam salisilat sampel yang berupa darah ditambahkan Na2EDTA dengan tujuan untuk koagulasi darah agar tidak mengental.kemudian sampel ditambahkan TCA 10% sebanyak 2 ml yang dihomogenkan. TCA 10% digunakan untuk deproteinisasi pada sampel darah. Apabila protein pada sampel tidak dihilangkan maka akan mengganggu absorb. Setelah itu disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit.
Setelah didapat filtrate bening,sampel dibaca absorbansinya dengan lamda 265 nm menggunakan spektrofotometer uv-vis. Setelah itu didapatkan kadar dan dapat dihitung recovery,kesalahan acak dan kesalahan sistemik.
Dari hasil analisis yang didapat recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari persyaratannya 75%-90% atau lebih.Ini menunjukka bahwa data tyidak valid sehingga tidak dapat digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang teliti,kurang akurat dan kurang efisien.
Selanjutnya pada perhitungan kesalahan acak mendapatkan hasil 7%,itu berarti hasil yang kami peroleh tidak melampaui persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel kurang teliti dan efisien.
Perhitungan yang terakhir adalah kesalahan sistemik.Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu melebihi persyaratan kesalahan sistemik kurang dari 10%.Data ini dinyatakan tidak akurat dan efisien.Dari ketiga perhitungan yang telah kami lakukan data-data sebagian besar tidak valid. Hal ini disebabkan beberapa factor antara lain :kesalahan dalam pembuatan larutan,kesalahan pada alat/instrument yang digunakan dan kesalahan pada praktikan sendiri. Dimana kurang teliti menganalisis data yang diperoleh. Oelh sebab itu,diperlukan ketelitian dalam penggunaan  alatdan mengamati data yang diperolehselama percobaan berlangsung.
VII.          KESIMPULAN
·         Parameter yang dilakukan pada metode ini adalah recovery,presisi dan akurasi
·         Dari hasil analisis yang didapat recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari persyaratannya 75%-90% atau lebih. Ini menunjukkan bahwa data tidak valid sehingga tidak dapat digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang teliti,kurang akurat dan kurang efisien.
·         Kesalahan acak mendapatkan hasi 7%,itu berarti hasil yang kami peroleh tidak melampaui  persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel teliti dan efisien.
·         Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu melebihi persyaratan kesalahan sistemik kurang dari 10%. Data ini dinyatakan tidak akurat dan efisien.
·         Dari ketiga perhitungan yang telah kami lakukan data-data yang diperoleh sebagian besar tidak valid
VIII.       DAFTAR PUSTAKA
·         Sriwidodo. 1985.cermin Dunia Kedokteran. Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma . Jakarta
·         Anggraeni,Indira Irma.2010 .”Skripsi” Penetapan kadar Medroksiprogesteron Asetat Dalam Plasma Secara In vitro Dengan KCKT. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
·         Ilmawati. Eldesi Medisa. 2013. Validasi Metode Analisis Obat Dalam Cairan Hayati (Darah) . Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar