LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMAKOKINETIK
ANALISIS OBAT DALAM
CAIRAN HAYATI
DISUSUN
OLEH :
Murni
Lestari (18123402 A)
Monika
Fajar W (18123405A)
Pratiwi
Argian Yunitasari (18123406A)
Rokhim
Eka Tama (18123419 A)
Adityo
Teguh wicaksono (18123631 A)
Dian
Fitriana Ulfah (18123633
A)
Dosen
Pengampu
Siti
Aisyah.,M.Sc,.Apt
FAKULTAS
FARMASI
PROGDI
S1 FARMASI
UNIVERSITAS
SETIA BUDI
SURAKARTA
I.
TUJUAN
Agar mahasiswa dapat
memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati
II.
DASAR TEORI
Parameter
farmakokinetika suatu obat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar utuh
dan atau metabolitnya didalam cairan hayati (darah,urin,saliva,atau cairan
tubuh lainnya ). Oleh karena itu agar nilai-nilai parameter kinetic obat dapat
dipercaya metode penetapan kadar harus memenuhi berbagai kriteria yaitu
meliputi perolehan kembali(recovery),presisi dan akurasi. Kepekaan dan
selektivitas merupakan kriteria lain yang penting hal mana lainnya tergantung dari alat ukur
yang dipakai.
Selektivitas metode menempati prioritas karena bentuk obat yang
akan ditetapkan dalam cuplikan hayati adalah bentuk tak berubah atau
metabolitnya. Artinya metode analisis yang digunakan harus memiliki spesifitas
yang tinggi terhadap salah satu bentuk obat
yang akan ditetapkan tersebut. Bahkan lebih memperluas lagi pengertian
selektivitas metode ini yakni kemampuan suatu metode penetapan kadar untuk
membedakan suatu obat dari metabolitnya. Pemilihan metode yang memiliki
selektivitas tinggi ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Mengapa?karena hal
ini berkaitan dengan rumus-rumus matematik yang akan diterapkan dalam
menghitung parameter farmakokinetika. Rumus matematika yang diturunkan
berdasarkan data pengukuran kadar obat tak berubah dalam cuplikan hayati
berlainan dengan yang diturunakan dari data kadar metabolitnya.
Sensitivitas merupakanmetode
berkaitan dengan kadar terendah yang dapat diukur oleh metode yang
digunakan. Dalam penelitian farmakokinetika pilihan metode analisis juga
tergantung pada tingkat sensitivitas yang dimiliki oleh metode. Ini dapat
dimengerti mengingat dalam menghitung parameter farmakokinetik suatu obat
diperlukan sederetan data kadar obat dari waktu kewaktu atau dari kadar
tertinggi sampai kadar terendah dalam cuplikan hayati yang digunakan.
Ketelitian (akurasi) merupakan ketelitian metode analisis atau
kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai
konvensi,nilaisebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya
analit yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking
pada suatu sampel.Untuk pengujian senyawa obat akurasi diperoleh dengan
membandingkan hasil pengukuran dengan bahan rujukan standar. Suatu metode
dikatakan tepat jika ia menghasilka hasil yang sama dalam sederet penentuan ulangan
(replikasi ). Akurasi minimal dihitung minimal pada 5 kali konsentrasi. Hasil
akurasi untuk metode bioanalisis tidak boleh lebih besar dari 15%,kecuali untuk
konsentrasi rendah tidak boleh lebih besar dari 20%. Pada nilai akurasi
dihitung kesalahan sistemik yang merupakan tolak ukur inakurasi penetapan kadar
berupa kesalahan konstan atau proposional. Persyaratan yang dituntut bagi suatu
metode analisa adalah jika kesalahan sistemik kurang dari 10%.
ketelitian
(akurasi )dapat diketahui dari harga perolehan kembalinya (recovery) yang
dinyatakan sebagai % eror (harga sesungguhnya-harga uji ,dibagi harga
sesungguhnya ,dikali 100%). Perolehan kembali adalah suatu tolak ukur efisiensi
analisis dan dapat bernilai positif dan negative.
Ketepatan
(presisi) merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
diekspresikan sebagai simpangan bakurelatif dari sejumlah sampel yang
berbedasignifikan secara statistic. Sesuai dengan ICH (International Conference
on Harmonization), presisi harus dilakukan dengan tingkatan yang berbeda,yaitu:
1. Keterulangan
yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya
,peralatan,tempat maupun waktunya
2. Presisi
antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda baik orangnya
,peralatan, tempat maupun waktunya.
3. Ketertiruan
merujuk pada hasil-hasildari labolatorium yang lain
Dokumentasi
presisi seharusnya mencakup: simpangan baku, simpangan baku relative atau
koefisien variasi dan kisaran kepercayaan.
Pengujian
presisi pada saat awal validasi metode seringkali hanya menggunakan 2 parameter
yang pertama yaitu keterulanagn dan presisi antara. Reprodusibilitas
biasanya dilakukan ketika akan melakukan uji banding antar labolatorium
.presisi seringkali diekspresikan dengan SD atau standart deviasi relative dan
serangkaian data.
Data
untuk uji menguji presisi seringkali dikumpulkan sebagai bagian kajian-kajian
lain berkaitan dengan presisi seperti linearitas atau akurasi.Biasanya
replikasi 6-15 dilakuakan pada sampel tunggal untuk tiap konsentrasi. Pada
pengujian KCKT nilai RSD antara 1-2% biasanya dipersyaratkan untuk
senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa dengan
kadar kecil RSD berkisar antara 5-15%. Pada nilai presisi dihitung kesalahan
acak yang merupakan tolak impresicion suatu
analisis. Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah
jika kesalahan acak kurang dari 10%.
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
Ø Labu
takar 100 ml 1buah,10 ml 5 buah
Ø Pipet
volume 0,1 ;0,2 ;0,3 ml
Ø Tabung
reaksi
Ø Pipet
ukur 5 ml
Ø Spektrofotometer
uv-vis
Ø Alat
sentrifuge
Ø Kalkulator
Ø Kertas
pH
Bahan :
Ø Asam
trikloroasetat(TCA)10%
Ø NaOH
Ø Asam
salisilat
Ø Darah
kelinci
Ø Antikoagulan
Ø aquades
IV.
CARA KERJA
1. Pembuatan
kurva baku asam salisilat
Ø Membuat
larutan stok asam salisilat dengan konsentrasi 500ppm pada volume 100 ml
Ø Mengencerkan
larutan stok dengan aquades dan buat seri konsentrasi 500ppm, 150ppm,200ppm,
250ppm, 250ppm, 250ppm dalam labu takar 100 ml
Ø Membaca
absorbansi masing-masing larutan pada lamda 265 nm
Ø Membuat
regresi linear antara konsetrasi Vs absorbansi
2. Penetapan
kadar asam salisilat
Sampel
Na2EDTA
Tambahkan TCA 10%
Sentrifuge 3000 rpm menit selama 15
Ambil plasma darah
Baca absorbansi pada lamda 265 nm
Hitung recovery,kesalahan acak dan kesalahan
V.
HASIL
Data
kurva baku asam salisilat
Konsentrasi (ppm)
|
Absorbansi
|
50
|
0,188
|
100
|
0,338
|
150
|
0,484
|
200
|
0,637
|
250
|
0,786
|
Persamaaan
kurva baku: y = a+ bx
a
= 0,0381
b
=2,99 x 10-3
r
=0,999
no
|
Kadar sebenarnya
|
A0
|
Kadar terukur X (ppm)
|
2
|
sd
|
|
1
|
50
|
a 0,465
|
142,776
|
0,557
|
0,310
|
8,541
|
b 0,493
|
152,140
|
8,807
|
77,563
|
|||
c 0,442
|
135,084
|
8,29
|
68,046
|
|||
x =143,333
|
||||||
2
|
100
|
a 0,493
|
153,144
|
18,729
|
350,775
|
19,808
|
b 0,523
|
169,866
|
2,007
|
4,028
|
|||
c 0,614
|
192,609
|
20,736
|
429,912
|
|||
x =171,871
|
||||||
3
|
150
|
a 0,524
|
162,508
|
4,906
|
24,068
|
7,927
|
b 0,523
|
162,173
|
4,571
|
20,894
|
|||
c 0,481
|
148,127
|
9,475
|
80,725
|
|||
x= 157,602
|
||||||
4
|
200
|
a 0,525
|
162,876
|
3,009
|
9,054
|
2,883
|
b 0,535
|
166,220
|
0,335
|
0,42
|
|||
c 0,524
|
168,561
|
2,676
|
7,160
|
|||
x =165,885
|
||||||
5
|
250
|
a 0,427
|
130,066
|
7,469
|
55,785
|
10,179
|
b 0,397
|
149,130
|
11,595
|
134,444
|
|||
c 0,437
|
133,411
|
4,124
|
17,007
|
|||
x= 137,535
|
||||||
6
|
300
|
a 0,444
|
135,75
|
10,146
|
102,941
|
8,801
|
b 0,397
|
120,03
|
5,573
|
31,058
|
|||
c 0,400
|
121,03
|
4,575
|
20,921
|
|||
x= 125,604
|
Perhitungan
perolehan kembali (recovery)
No. sampel
|
perhitungan
|
hasil
|
6
|
x 100%
|
41,868%
|
Perhitungan
kesalahan acak
No. sampel
|
perhitungan
|
hasil
|
6
|
x 100%
|
7%
|
Perhitungan
kesalahan sistemik
No. sampel
|
perhitungan
|
hasil
|
6
|
100-41,868
|
58,132
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari dan memahami langkah-langkah analisis obat dalam cairan hayati
serta mengetahui prosedur obat dalam cairan hayati.
Pada praktikum ini pertama-tama kita
membuat kurva baku dari asam salisilat untuk mencari nilai a dan b dalam
persamaan kurva baku y =a+ bx. Kurva baku yang baik apabila nilai r nya
mendekati niali 1. Metode spektrofotometri
visible digunakan agar hasil analisis sesuai dengan ketentuan yang ada.
Parameter yang dilakukan pada metode ini adalah recovery ,presisi dan akurasi.
Dimana recovery merupakan suatu tolak ukur efisiensi analisis dan dapat
bernilai positive dan negative. Akurasi merupakan ketelitian metode analisis
atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima , baik nilai
konvensi, nilai sebenarnya atau nilai rujukan. Sedangkan presisi merupakan
ukuran keterulangan metode analsisis dan biasanya diekspresikan sebagai
simpangan baku relative dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara
statistic.
Kemudian dilakukan penetapan kadar asam
salisilat sampel yang berupa darah ditambahkan Na2EDTA dengan tujuan
untuk koagulasi darah agar tidak mengental.kemudian sampel ditambahkan TCA 10% sebanyak
2 ml yang dihomogenkan. TCA 10% digunakan untuk deproteinisasi pada sampel
darah. Apabila protein pada sampel tidak dihilangkan maka akan mengganggu
absorb. Setelah itu disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit.
Setelah didapat filtrate bening,sampel dibaca
absorbansinya dengan lamda 265 nm menggunakan spektrofotometer uv-vis. Setelah
itu didapatkan kadar dan dapat dihitung recovery,kesalahan acak dan kesalahan
sistemik.
Dari hasil analisis yang didapat
recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari persyaratannya 75%-90%
atau lebih.Ini menunjukka bahwa data tyidak valid sehingga tidak dapat
digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang
teliti,kurang akurat dan kurang efisien.
Selanjutnya pada perhitungan kesalahan acak
mendapatkan hasil 7%,itu berarti hasil yang kami peroleh tidak melampaui
persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel kurang teliti dan efisien.
Perhitungan yang terakhir adalah
kesalahan sistemik.Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu melebihi
persyaratan kesalahan sistemik kurang dari 10%.Data ini dinyatakan tidak akurat
dan efisien.Dari ketiga perhitungan yang telah kami lakukan data-data sebagian
besar tidak valid. Hal ini disebabkan beberapa factor antara lain :kesalahan
dalam pembuatan larutan,kesalahan pada alat/instrument yang digunakan dan
kesalahan pada praktikan sendiri. Dimana kurang teliti menganalisis data yang
diperoleh. Oelh sebab itu,diperlukan ketelitian dalam penggunaan alatdan mengamati data yang diperolehselama
percobaan berlangsung.
VII.
KESIMPULAN
·
Parameter yang dilakukan pada metode ini
adalah recovery,presisi dan akurasi
·
Dari hasil analisis yang didapat
recovery pada sampel mendapatkan hasil yang kurang dari persyaratannya 75%-90%
atau lebih. Ini menunjukkan bahwa data tidak valid sehingga tidak dapat
digunakan sebagai kinetika obat. Data recovery tersebut disimpulkan kurang
teliti,kurang akurat dan kurang efisien.
·
Kesalahan acak mendapatkan hasi 7%,itu
berarti hasil yang kami peroleh tidak melampaui
persyaratan yang ada yaitu kurang dari 10%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel teliti dan efisien.
·
Hasil yang didapat dari penelitian ini
yaitu melebihi persyaratan kesalahan sistemik kurang dari 10%. Data ini
dinyatakan tidak akurat dan efisien.
·
Dari ketiga perhitungan yang telah kami
lakukan data-data yang diperoleh sebagian besar tidak valid
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
·
Sriwidodo. 1985.cermin Dunia Kedokteran.
Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma . Jakarta
·
Anggraeni,Indira Irma.2010 .”Skripsi”
Penetapan kadar Medroksiprogesteron Asetat Dalam Plasma Secara In vitro Dengan
KCKT. Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
·
Ilmawati. Eldesi Medisa. 2013. Validasi
Metode Analisis Obat Dalam Cairan Hayati (Darah) . Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar