monkey Cute Rocking Baby Monkey

Sabtu, 13 Juni 2015

Aku dan Kenangan Yang Harus Terlupakan



Aku dan Kenangan Yang Harus Terlupakan

Dia,yang berambut gondrong dan acak-acakan serta baju yang tidak tertata rapi lewat di depan ku. Memang benar ditempat itu ramai sekali tetapi entah aku yang tidak tau atau bagaimana saat itu hanya aku yang sempat meliriknya. Di Universitas sama tetapi dengan jurusan yang sama tetapi beda semester. Memang manis tapi tidak rapi. Yang begitulah deskripsi tentangnya. Sebut saja namanya Ahmad.
Biasanya aku jalan ke kampus bertiga yaitu aku,fani dan Naila. Waktu itu siang hari matahari berasa di ubun-ubun panas banget dan bikin ngantuk. Tetapi mata indahku tiba-tiba melihat hal yang membuat mataku melotot jadi tidak ngantuk lagi. Iya benar sekali aku melihat sosok ahmad itu ditengah perbincangan kala itu.
“Mbak, kayake kelas kita udah masuk deh.”
“Ya sudah biarin saja. Kan sekali-kali nelat juga gak apa-apa.”
Tiba-tiba ahmad lewat. Dan kebiasaan burukku itu kalau ada yang bening selalu minta pendapat atau sekedar tanya aja.
“Dia ganteng gak menurutmu?”
Dan dengan pertanyaan yang sama aku menanyakan pertanyaan itu kepada temanku Naila.
“Nggak tuh. Dia orangnya nggak rapi.”
“Iya emang bener tidak rapi tetapi manis.”
“Yaudah deh biar kamu seneng”
Perbincangan itu berlanjut sampai kita berada dikelas.
Hari berganti hari,bulan berganti bulan,semester berganti semester, tahun berganti tahun. Entah sosok Ahmad yang dulu pernah aku lihat tak tahu pergi kemana. Perhatianku beralih kepada sosok manis yang lain. Ya,,hitung-hitung cari vitamin lah biar lebih greget kuliahnya. Mumpung masih muda biar hidup lebih bermakna. Ada beberapa anak orang yang berhasil memikat hatiku tetapi tidak memikat hatinya, ya diantaranya Agustia,candra,Yono,Hidayat. Tetapi ada juga temanku yang juga suka sekali dengan mereka dengan kata lain menyukai orang yang sama.  Dahulu sampai kita stalking bersama nunggu di depan kos si Dia sampai dia keluar dari kostnya dan setelah di tunggu sampai berjam-jam dan sampai dikejar anjingpun juga tidak keluar. Akhirnya kita pulang. Besoknya juga kita berangkat lagi sampai hari ketiga. Dan pada saat itu mulailah dengan keadaan tunak,bosen karena tidak membuahkan hasil.
Memasuki semester 6 dimana mahasiswa hampr tingkat akhir aku alami. Aku mulai bosen dengan mata kuliah yang membuat otakku penuh. Rasanya seperti tidak bisa diisi dengan hafalan-hafalan lainnya. Dan yang benar saja pada semester itulah dimulai mencari dosen pembimbing untuk tugas akhir dan mulai menyusun judul. Ah…rasanya lelah.
Di semester ini juga aku mengenal banyak kakak tingkat karena memperdalam mata kuliah tersebut. Waktu itu hari sabtu mata kuliah farmasi klinik ada 3 orang mahasiswa yang terlambat yang 1 teman sekelasku yang 2  kakak tingkat.
“Maaf bu terlambat.” Sambil menganggukkan kepala
“Iya silakan masuk.”
Sebut saja temanku itu Nur. Mereka duduk tepat dibelakangku.
“Tumben kamu masuk,Nur?” sapaku
“Loh..kan emang aku anaknya dari dulu rajin.”
“Hmmm….o ya??masa.”
“ Ya donk.”
Saat aku berbicara dengan Nur,1 kakak tingkat melihat kearahku. Entah itu dia menilai aku jelek atau apa aku juga tidak tahu yang penting dia sempat melihat melihat aku walau itu tidak ada makna. Saat aku bercanda dengan Nur di kelas dia juga ikut ketawa dengan melihatkan  khas gigi gingsulnya. Manis banget. Aku juga belum tahu dia siapa yang terpenting suka aja dulu.
Selepas mata kulaih itu sebenarnya aku berharap akan selalu ketemu dia terus. Tapi,, siapa lah aku ini cuma cewek hitam jelek dan dengan segala kekurangan. Ternyata saat mata kuliah selanjutnya dia juga ikut dan tepat duduk di belakangku (lagi). Kalau aku di Tanya seneng?ya pasti lah seneng. Awalnya aku jaim banget. Waktu itu dia memberikan absensi ke aku
“Ini absen.” Kataku kepada teman yang satunya
Dia meneriam dan hanya diam, kemudian dia balik lagi di kasih ke aku
“Aku udah absen tuh mas.”
Yang kakak tingkat satunya hanya diam dan tidak jadi dikasih ke aku. Tapi tiba-tiba
“Udah absen kan tadi?ini tolong dikasih ke depan ya,kita juga udah absen.”
Duh malu banget aku. Ya kan tadinya aku masih jaim karena melihat kegantengannya. Setelah absennya aku bawa ke depan. Aku terdiam dan mengingat kembali sepertinya wajahnya tidak asing bagiku. Setelah itu aku ingat ternyata dia itu Dia yang dulu sempat aku lirik. Tetapi mana aku tau karena dulu rambutnya gondrong tapi manisnya tetep. Ya dia Ahmad yang dulu. Yang selalu memakai tas tengkorak dengan rambut panjang dan agak seperti direbonding. Sekarang penampilannya beda sudah rapi, rambut juga udah pendek dan agak di tata. Keren lah sekarang. Seketika ada yang membangunkan lamunanku.
“Mas,kamu semester berapa?”
“Semester tua,jangan Tanya lah dek pokoknya.”
“Oalah…berarti udah nyusun skripsi ya?”
“Iya udah.”
“Ambil apa skripsinya?”
“Farmasi social”
“Owh,,terus gimana caranya ambil data?”
Perbincangan itu sampai dengan temanku Naila puas dengan apa yang dia ingin ketahui. Memang temanku Naila ini agak genit sedikit dan selalu ingin tahu apa yang dia tidak tahu.
Setelah pulang kita bertiga berjalan bareng dan Naila menceritakan kalau dia ngefans sama Ahmad. Rasanya ..Deg..ah sudahlah lupakan. Aku ingin melupakannya. Tetapi aku nggak bisa,sulit rasanya. Teapi aku tidak enak sama temanku. Kan tidak lucu temanku sudah tergila-gila banget. Sampai Tanya pin BB lah sama temenku yang lain.
Suatu malam aku main media social dan radar, aku menemukan Ahmad. Aku ragu-ragu untuk menambahkan sebagai teman. Aku berpikir 2x gimana kalau nanti dia benci aku kalau dia sudah tau aku. Akhirnya aku tambahkan pertemanannya. Aku juga say hallo. Tapi Cuma bentar. aku nggak berani panjang lebar. Dan pada waktu itu juga sudah larut malam.
Aku orangnya pesimis banget kalau bicara tentang cowok. Karena aku trauma dengan masa SMP dulu saat pacar sahabat dekatku menyukai aku dengan alasan menjelek-jelekkan sahabatku sendiri.memangnya aku cewek apaan? Sejak saat itu aku menutup hati dengan cowok. Ya sudahlah tidak usah di bahas sudah masa lalu.
Temenku Naila sudah sibuk chattingan sama Ahmad sampai akhirnya akrab. Berkali-kali Naila menceritakan Ahmad kepada aku tetapi aku hanya menanggapi dengan senyuman saja. Aku tidak tau apa yang aku pikirkan tapi yang pasti aku berusaha agar Naila tidak tau kalau aku suka dengan dia. Suatu hari aku mengecek kembali kontak pada media social yang pernah aku gunakan aku piker dia sudah off karena aku cari tidak ada,ternyata dia ganti nama. Akhirnya aku lega. Suatu hari lagi entah apa yang Ahmad pikirkan tentang aku perasaanku selalu benar. Aku dihapus dari kontaknya,kenapa tidak sekalian di blockir aja?akhirnya aku hapus sekalian aplikasi itu.
Namanya juga mendalami mata kuliah di kelas yang sama aku bertemu Ahmad kembali saat itu ada tugas kelompok. Untungnya aku tidak jadi sekelompok dengannya. Ketua kelopokku namanya Nugroho,dia juga akrab dengan Ahmad. Memang Nugroho orangnya jahil banget.
“Kamu ikut kelompok sana saja sini udah penuh.”
“Ya sudah aku ikut keompoknya Udin saja.”
Akhirnya bebas dari hati yang mengganjal. Aku Tanya Nugroho kenapa kontak bbm ku di hapus setelah dia tidak butuh. Memang Nugroho itu anaknya penakut banget sama pacarnya. Dia setia sekali sama pacarnya. So sweet…
“Nug,kenapa kontakku kamu hapus setelah kamu nanya tentang kamera?kalau ada butuhnya aja di tambahkan.”
“Yah kamu tau sendiri lah alasannya kenapa?”
Saat aku bertanya kepada Nugroho Ahmad langsung memutar badan ke arahku. Dalam hati aku hanya bicara.”kenapa kamu merasa?”
Dalam hati aku hanya tertawa kecil. Tapi perasaanku tidak bisa dibohongi. 
Fani,Naila dan aku teman kampus dan satu kos juga. Kapan saja dan dimana saja kita kadang menceritakan kepribadian masing-masing dan menceritakan teman yang kita suka. Aku dan Fani,kita jarang banget menyukai orang  yang sama sedangkan aku dan Naila sering sekali menyukai orang yang sama.  Karena biasanya dia dulu yang cerita saat dia menceritakan orang yang sekiranya sama dengan aku ,akhirnya aku nggak jadi cerita karena dia anaknya agresif sekali jadi pasti tau lah apa yang akan terjadi nantinya. Seperti dengan Ahmad,dia selalu mencurahkan isi hatinya kepada aku tapi ya sudahlah. Aku berusaha menghilangkan pikiranku tentang Ahmad.
Saat aku ingin sekali melupakannya tiba-tiba Fani teman kostku mengajakku untuk meramalnya dengan Galang dan setelah itu aku ingin juga diramal. Aku sebenarnya cuma iseng mermalkan nasibku dengan Ahmad. Tapi ya sudah. Hasilnya lumayan bagus, hamper semua kartu kebuka. Tetapi awalnya yang cowok kartu terakhirnya tidak kebuka. Setelah diulang lagi hingga 3x berturut-turut kebuka semua. Seneng? Iya. Nyangka? Tidak. Berharap terjadi?sedikit sih. Tapi tidak mungkin lah. Apa lah aku ini, hanya itik buruk rupa. Aku tidak mau berkhayal. Tapi Fani yang selalu menggodaku sehingga hatiku agak goyah.
“Ciiiieeee suka Ahmad.”
Awalnya aku juga tidak mengaku dan ini hanya rahasia diantara kita saja,begitu sampai sekarang. Suatu ketika aku membuka ramalan pada golongan darah ternyata A cocok dengan golongan darah AB. Dan ternyata golongan darah Ahmad AB. Entah itu suatu kebetulan atau apalah yang penting aku tidak mau tinggi rasa dahulu. Dengan melihat saja aku sudah senang. Hingga sampai sekarang hanya aku dan temanku Fani yang tau. Aku takut kalau Naila juga tau dan terus menjauh sedangkan Ahmad yang jelas juga tidak boleh sampai tau. Aku juga akan menghapus ingatan tentang dia mengingat apa yang telah dia lakukan kepadaku. Aku malu pada diriku sendiri. Sampai saat ini aku tetap menutup hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar